Sabtu, 27 Agustus 2011

Diskriminasi dan Ambigu ?

Malem minggu, spee**pipp (sensor) connect, asiknya memang online. Mau buka jejaring sosial kayak facebook udah males, buka twitter hemh mau aja tapi sayang gak punya. Ahaha ok cukup. Don't laugh your self, din !!
Hati gundah gulana. Mau bikin cerpen buat dapet hadiah total berjuta-juta aja malesnya nauzubilah. Di bulan Ramadhan setan memang dikerangkeng, tapi tetep aja godaan banyak yang dateng.

Sekedar flashback aja, semester 2  kelas X kemarin, Ibu Retno (guru Pkn) ngasih tugas ke kelas X yang beliau ajar buat bikin sesuatu. Temanya tentang diskriminasi. Nah saat itu gue sekelompok dengan Tevtia, Amanda, Desy, Fajar, dan satu lagi lupa hehe. *abis orangnya gak dateng. Akhirnya kelompok gue membuat mading dengan mengambil tema yang intinya diskriminasi tentang pendidikan.

Dan jengjeng, saat itu kelompok gue sukses mempresentasikan hasil karya yang udah dibuat. Kelompok yang lain juga okok dan satu kelas saat itu sempet ricuh berisik gara-gara debat tentang diskriminasi ini. Karena materi ini seru, "diskriminasi" ini jadi trending topik selama masa akhir jabatan di kelas X. *haha lebay.
Setiap ada perbedaan yang mencolok mulai dari politik, pendidikan, sampe masalah harta gono gini moral aja dihubungin sama "diskriminasi".

Di kelas XI, diskriminasi udah jarang terdengar di kuping gue karena temen-temen di kelas X-3 udah mencar-mencar alias gak satu kelas lagi. Tapi gak jauh bedanya di kelas X dulu. Temen-temen di kelas XI sekarang ini, entah mengapa ketika si A menyebut suatu kalimat dan menghasilkan makna lebih dari satu makaaa yang lain akan bilang "woy, kata-kata lo ambigu !!" sambil bawa pisau buat tugas praktikum biologi. *apasihdindgakjelas.

Dari sini gue dapat menyimpulkan bahwa suatu teori yang dipelajari belum tentu bisa diingat tapi yang terpenting bagaimana cara kita mengaplikasikan teori itu ke dalam kehidupan kita sehari-hari untuk lebih kritis dan mengoreksi masalah-masalah yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

take a good value !!